Puisi Bersatu Bukan Bersama Karya A. A. Navis
Dia dan aku atau aku, dia dan kamu sama saja. Kita ini sama punya mulut untuk bicara suka sama enak sendiri sama saj…
Dia dan aku atau aku, dia dan kamu sama saja. Kita ini sama punya mulut untuk bicara suka sama enak sendiri sama saj…
Akhirnya berserakan juga kabut yang menyungkup yang bertumpuk tertahan di ujung gunung berserakkan dihembus angin balau i…
(kepada seniman pura-pura) Dalam gegap gempita hari pasar kau gesek tali tegar rebabmu mendayu menusuk segala pikuk ka…
Biar biarlah pecah biarlah pecah ini kendi dan airnya tumpah ruah melapuk lantai. Kendi pusaka biarlah lebur isi – ai…
Tidakkah tuan dengar segala rintih keluh kesah suara serak oleh tangis sepanjang waktu? Tidakkah tuan lihat bangkai hid…
Sejak manusia berkarib dengan setan banyak duka berpulas suka jujur dan tulus dikutuk edan adab jadi lambang bencana. …
Terpandang kulit pisang di atas batu siang malam berdingin-berpanas menghitam rupa dimakan waktu tak dipandang insan yan…
Kalau dunia mulai dirasa hampa sinar mentari tidak lagi berwaktu tiba siang, malam, pagi dan petang tiada lagi yang dapa…
(Buat Rivai Yogi penyair "Perjalanan") Benarlah katamu, kawan bahwa, apa guna menghitung langkah yang terting…
Kembang kertas dalam jambangan atas meja pualam ini akan selalu segar tanpa siraman bagai akan abadi. Tak perlu kupu p…
Meliuk meliku air mengalir di celah batu membawa hanyut tenang bukan diam di lubuk dalam terus mengalir menuju laut. B…
Tiada aku umpat oleh malangku memandang ke atas jaya 'rang lain bagai bulan terang bercahaya. Tiada aku ria oleh…
Jika terdengar keluh penyerahannya menjalani — antara noktah langkah pertama sampai ke ujung gunung harapan — aku rasa, …
Baru saja aku dipindahkan dari brankar ke ranjang di ruang gawat darurat RS Harapan Kita Jakarta Presiden tiba sambil mengac…
Pernah aku bangun jembatan yang megah, yang menawan. Tapi selalu rubuh, rubuh dan rubuh oleh hembusan nafas yang keruh …
Pada jalan raya berlumpur di balantara ujung dunia perjalanan ini bagai di terungku tak bisa lalu. Maka khayal berkisa…
Buat Ibu yang meninggal 2 Agustus 1952 Aku tahu, Ibu selagi kau telentang tak bergerak karena sakitmu lapar karena pat…
Menyusuri jalan hidup ini yang gantung bergantung dengan siapa tiada yang lebih disebalkan jika nanti menanti yang tak p…
(Kepada anggota DPR Sumatera Tengah) Setelah lampu ruangan padam layar dan tirai pun terbuka musik pengiring nyaring b…
Kau gantung tinggi lalu gapai-gapai tuntutan naluri beripuh mandi peluh menanti rubuh. Selama hayat pasti takkan terc…