(Buat Rivai Yogi penyair "Perjalanan")
Benarlah katamu, kawan
bahwa, apa guna menghitung langkah
yang tertinggal jadi jejak
yang akan mengabur jalan sejarah
karena langkah itu baru berarti
kalau dituju ke dalam diri
tidak risau pada waktu sudah berlari.
Kenapa pula kau katakan
bahwa, yang berlalu hampa semata
untuk menempuh jalan maju
orang perlu berganti baju
berganti bulu.
Mungkin,
kau tak merasa luka tak tersembuh
bekas tusukan taji beripuh
hingga jasad melumpuh
sampai harkat meluluh
perjaka yang terancam mati terbunuh
dalam jilatan api revolusi melepuh
yang marak oleh tiupan nafas keruh.
Mungkin,
kata-katamu bisa jadi penenang lega
karena percik kebenaran dari apimu
jauh beda dengan apinya yang menyala
meski berasal sama apinya dan apimu
namun dari bahan bakar berbeda.
Karena itu, kawan
kata-katamu yang memukau
takkan menyembuhkan hati yang luka
karena dia tidak melangkah menuju ke hati
seperti kau
yang matang oleh panjangnya usia
ketika revolusi kau sertai.
(13 Januari 1951)
Benarlah katamu, kawan
bahwa, apa guna menghitung langkah
yang tertinggal jadi jejak
yang akan mengabur jalan sejarah
karena langkah itu baru berarti
kalau dituju ke dalam diri
tidak risau pada waktu sudah berlari.
Kenapa pula kau katakan
bahwa, yang berlalu hampa semata
untuk menempuh jalan maju
orang perlu berganti baju
berganti bulu.
Mungkin,
kau tak merasa luka tak tersembuh
bekas tusukan taji beripuh
hingga jasad melumpuh
sampai harkat meluluh
perjaka yang terancam mati terbunuh
dalam jilatan api revolusi melepuh
yang marak oleh tiupan nafas keruh.
Mungkin,
kata-katamu bisa jadi penenang lega
karena percik kebenaran dari apimu
jauh beda dengan apinya yang menyala
meski berasal sama apinya dan apimu
namun dari bahan bakar berbeda.
Karena itu, kawan
kata-katamu yang memukau
takkan menyembuhkan hati yang luka
karena dia tidak melangkah menuju ke hati
seperti kau
yang matang oleh panjangnya usia
ketika revolusi kau sertai.
(13 Januari 1951)