Puisi Terlepas Karya A. A. Navis

Kalau dunia mulai dirasa hampa
sinar mentari tidak lagi berwaktu tiba
siang, malam, pagi dan petang
tiada lagi yang dapat dirancang.

Terkaparlah dia atas punggungnya
merajut khayal terbang mengawang
menyatukan mentari, bulan dan bintang
pada cakrawala.

Bila tikar lusuh berkepinding
menyerang tubuh telentang
ke dunia hampa lagi dia terbanting
pecahlah khayal yang mengawang.

Terjelma jemu yang membosankan
yang menyuntuk akal memecah angan
mulut berbusa memanggil maut
mengambil sendiri terasa takut.

Berderak derik laras keseimbangan
antara polos dan telanjang di ruang hampa
tak menentu duka tak ketemu suka
menjalari hidup lepas ingatan.

(9 Februari 1950)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama