Puisi Daerah Terlarang Karya Joko Pinurbo

Tiba di ranjang, setelah lama menggelandang
ia memasuki daerah terlarang.
Ranjang telah dikelilingi pagar kawat berduri
dan ada anjing galak siap menghalau pencuri.
"Kawasan Bebas Seks,"
bunyi sebuah papan peringatan.

Tak terdengar lagi cinta. Tak terdengar lagi
ajal yang meronta pada tubuh
yang digelinjang nafsu dalam nafas
yang mendesah ah, mengeluh uh.

Memang ada yang masih bermukim
di ranjang: merawat ketiak, mengurus lemak,
dan dengan membelalak ia membentak,
"Pergi! Tak ada seks di sini."

"Kau kalah," katanya. "Dulu kautinggalkan
ranjang, sekarang hendak kaurampas
sisa cinta yang kuawetkan."
"Tunggu pembalasanku," timpalnya,
"suatu saat aku akan datang lagi."
"Kutunggu kau di sini," ia menantang,
"akan kukubur jasadmu di bawah ranjang."

Ia pun pergi meninggalkan daerah terlarang
dengan langkah seorang pecundang.
"Tunggu!" teriak seseorang dari dalam ranjang.
Tapi ia hanya menoleh dan mengepalkan tangan.

(1998)


Sumber: Celana (1999).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama