Puisi Malam Suradal Karya Joko Pinurbo

Sebelum ia berangkat bersama becaknya,
istrinya berpesan, "Jangan lupa beli minyak tanah.
Aku harus membakar batukmu yang menumpuk
di sudut rumah." Dan anaknya mengingatkan,
"Besok aku harus bayar sekolah. Aku akan giat belajar
agar kelak dapat membetulkan nasib ayah."

Setelah berjam-jam mangkal dan tidak juga
beroleh penumpang, ia berkata kepada becaknya,
"Pulang saja yuk, sayang. Perutku sudah keroncongan.
Siapa tahu kita mendapat orang bingung di jalan."

Di jalan kampung yang remang-remang
petugas ronda mencegatnya dan sambil merinding
bertanya, "Suradal, mayat siapa yang kau bawa?"
"Ini mayat malam, Tuan. Saya akan menguburnya
di sana, di ladang hujan di belakang rumah saya."

(2006)


Sumber: Baju Bulan (2013).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama