Puisi Surat Senyap Karya Joko Pinurbo

Waktumu sebentar lagi habis, hujan.
Malam akan menganga dan kau menjadi gema.

Mula-mula kau berjalan rintik-rintik,
bolak-balik antara kepala dan ujung kaki.
Ketika demam berhembus, kau meluncur deras
diiringi tiga tembakan petir. Hatiku banjir.

Kau membuat kolam di lambungku dan aku
terdiam mendengar kecipak air di kolamku

Kini kau merintik kembali dirintikmu
sebentar lagi sirna. Tinggal gigil penjual sate
yang tiba-tiba berhenti di leherku, mendengar "T"
yang Tuhan serukan di ujung lidahku.

Malam mulai menganga dan kau menjadi gema.

(2013)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama