Puisi Do’a Orang Sibuk yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya Karya Joko Pinurbo
Tuhan, ponsel saya rusak dibanting gempa. Nomor kontak saya hilang semua. Satu-satunya yang tersisa ialah nomor-Mu. Tu…
Tuhan, ponsel saya rusak dibanting gempa. Nomor kontak saya hilang semua. Satu-satunya yang tersisa ialah nomor-Mu. Tu…
Dalam doaku yang khusyuk Tuhan bertanya kepadaku, hamba-Nya yang serius ini, "Halo, kamu seorang pemeluk agama?&quo…
Mei tahun ini kusempatkan singgah ke rumah. Seperti pesan Ayah, “Nenek rindu kamu. Pulanglah!” Waktu kadang begitu simpe…
Masa kecil seperti penjaga malam yang setia. Ia yang membuka dan menutup pintu setiap kau masuk dan keluar kamar mandi. …
Pekerjaan yang paling mudah dilakukan adalah lupa. Tidak butuh kecerdasan. Tidak perlu pendidikan. Hanya perlu sedikit be…
Demonstrasi telah bubar. Kata-kata telah bubar. Juga gerak, teriak, gegap, gejolak. Tak ada lagi karnaval. Bahkan pawai …
Ranjang kami telah dipenuhi semak-semak berduri. Mereka menyebutnya firdaus yang dicipta kembali oleh keturunan orang-ora…
Ia melewati jalan yang sudah bosan menghitung langkahnya. Rambutnya menyimpan kunang-kunang. Matanya ingin menggapai bintan…
in memoriam: Sukabumi Daun-daun karet berserakan. Berserakan di hamparan waktu. Suara monyet di dahan-dahan. Suara …
: anno 1968 - 1973 Pohon bungur di puncak bukit dalam naungan senja. Bunga-bunganya berceceran dihirup angin selata…
Di rambutmu burung-burung membuat sarang. Burung-burung yang terbang dari khasanah senja; yang sudah berapa lama terkurun…
Ada becak melenggang sendirian di sebuah gang. Pemiliknya, katanya, telah mati di tiang gantungan. Ada becak hanyut di s…
Badai menggemuruh di ruang tidurmu. Hujan menderas, lalu kilat, petir dan ledakan-ledakan waktu dari balik dadamu. Sesu…
Bulu matamu: padang ilalang. Di tengahnya: sebuah sendang. Kata sebuah dongeng, dulu ada seorang musafir datang bertapa…
Ia membabat padang rumput yang tumbuh subur di kepalaku. Ia membabat rasa damai yang merimbun sepanjang waktu. “Di beka…
Tardji minta bir buat pesta di malam buta. “Sampai tuntas pahit-asamnya. Sampai pecah ini botolnya.” Dalam mabuk ia min…
Dulu pernah kaubelikan aku sebuah layang-layang pada hari ulang tahun. Aku pun bersorak sebagai kanak-kanak tapi hanya s…
Magrib memanggilku pulang ketika salju makin meresap ke sumsum tulang. Pulang ke hulu matamu agar bisa mencair dan me…
Perempuan itu membuat keranjang dari benang-benang hujan dan menggantungnya di beranda. Di dalam keranjang ia tidurkan …
Ibu itu mengasuh anak-anaknya sendirian sejak suaminya dipinjam negara untuk dijadikan kelinci dalam percobaan sistem keama…