Tenanglah. Aku tak pernah mengharap
oleh-oleh dari orang yang hidupnya susah.
Kamu bisa pulang dengan rindu
yang masih utuh saja sudah merupakan berkah.
Pulang ya pulang saja. Tak usah repot-repot
membawa buah tangan yang hanya akan
membuat tanganku gemetar dan mataku basah.
Aku tahu, kepalamu kian berat
dan hidupmu bertambah penat. Mau selonjor
dan ongkang-ongkang saja kamu tak sempat.
Pernah aku jauh-jauh pergi untuk menemuimu
dan tak bisa menemukanmu.
Di manakah kamu? Ke manakah kamu?
Ealah, ternyata kau sedang beribadah di akunmu.
Pulanglah dengan girang jika pulang
adalah menulis ulang sajak yang rumpang.
Jika kau punya banyak kucing tapi tak punya
ngeong kucing, aku punya malam-malam
bertaburkan ngeong kucing.
Pulanglah dengan lugu. Masih ada pintu untukmu,
bahkan jika kau pulang telanjang malam-malam
saat aku sedang bertukar meong dengan kucingku.
(2013)
oleh-oleh dari orang yang hidupnya susah.
Kamu bisa pulang dengan rindu
yang masih utuh saja sudah merupakan berkah.
Pulang ya pulang saja. Tak usah repot-repot
membawa buah tangan yang hanya akan
membuat tanganku gemetar dan mataku basah.
Aku tahu, kepalamu kian berat
dan hidupmu bertambah penat. Mau selonjor
dan ongkang-ongkang saja kamu tak sempat.
Pernah aku jauh-jauh pergi untuk menemuimu
dan tak bisa menemukanmu.
Di manakah kamu? Ke manakah kamu?
Ealah, ternyata kau sedang beribadah di akunmu.
Pulanglah dengan girang jika pulang
adalah menulis ulang sajak yang rumpang.
Jika kau punya banyak kucing tapi tak punya
ngeong kucing, aku punya malam-malam
bertaburkan ngeong kucing.
Pulanglah dengan lugu. Masih ada pintu untukmu,
bahkan jika kau pulang telanjang malam-malam
saat aku sedang bertukar meong dengan kucingku.
(2013)