Puisi Perempuan Jakarta Karya Joko Pinurbo

Memang tampak cantik ia
dengan celana merah menyala.
Senja berduyun-duyun
mengejar petang mengejar malam.
Pada sebuah billboard masih juga ia bertahan
dengan air mata yang disembunyikan.

Di jalanan para demonstran pesta pora
mengibarkan kata mengibarkan celana.
“Ayo kita sergap dia!”
“Ayo tangkap saya!” ia menantang
sambil ia pamerkan pantatnya yang matang.
Mereka lalu mengepungnya,
ingin meraih wajahnya, meraih sakitnya.

“Rebutlah aku!” ia merayu
dan mereka siap menyerbu.

Perempuan pengembara.
Aku telah lihat ia punya rahasia.
Aku telah lihat tahi lalat kecil di teteknya,
tahi lalat besar di pantatnya.
Aku telah lihat luka yang dalam dan kekal
di sentral tubuhnya.

Memang tambah cantik ia
dengan anggur darah di tangannya.
Kota akan kehilangan dia bila ia tak lagi di sana.

(2000)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama