Puisi Perempuan Pulang Pagi Karya Joko Pinurbo

untuk kartu pos S

Rumah yang ditinggalkan semalaman masih menyala
terang benderang, sebab ia ingin setiap orang
yang lewat di depannya bilang: "Lihat, perempuan kita
masih mencangkung di depan jendela, menghadap langit,
menghadap waktu, menghadap usia."

Ia pulang dinihari sehabis hujan dan angin pergi.
Ia tendang pintu yang pura-pura membisu.
Dan kepada cermin yang bergoyang di pojok ruangan
ia bicara: "Tadi selusin lelaki mau menciumku,
tapi kuterkam saja dengan geramku,
semuanya lari tunggang langgang."

Ia pulang dinihari ketika bulan belum mau pergi.
Ia menyanyi, ia menari, dan sambil berlenggok
masuk ke kamar, gemetar melihat seseorang
sedang mendengkur dengan gempar.
"Bukankah kau yang semalam kucumbu di kuburan?
Sialan. Ternyata kau mendahuluiku terkapar
di ranjang yang tak lama lagi akan terbakar."

Lantas ia berhias dan bergegas ke sebuah cemas.
"Kau istirahat dulu ya, mayat. Santai-santai saja di sini.
Aku ada dinas sebentar ke rumah sakit jiwa. Kalau nanti
terbangun dan takut sendirian, teleponlah aku secepatnya."

(1997)


Sumber: Celana (1999).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama