Puisi Buku Latihan Tidur Karya Joko Pinurbo

Malam-malam ia suka bermain kata
bersama buku latihan tidur. Buku latihan tidur
memintanya terpejam dan tersenyum
sambil membayangkan bahwa di ujung tidur
ada sungai kecil yang merdu. Buku latihan tidur
kemudian mengucapkan sebuah kalimat dan ia balas
dengan kalimatnya sendiri. Begitu seterusnya
sampai buku latihan tidur mengantuk
dan tak sanggup berkata-kata lagi.
Gantungkan cita-citamu setinggi gunung.
Gantungkan terbangmu pada sayap burung-burung.
Rajin pangkal pandai.
Jatuh pangkal bangun.
Anak kucing lari-lari.
Anak hujan mencari kopi.
Hujan menghasilkan banjir.
Hujan melahirkan pelukan-pelukan yang berbahaya.
Mandilah sebelum dingin tiba.
Cantiklah sebelum lipstik tiba.
Mataharimu terbit dari timur.
Matahariku terbit dari matamu.
Buanglah sampah pada tempatnya.
Buanglah benci ke tempat sampah.
Surga ada di telapak kaki ibu.
Kaki ibu mengandung pegal-pegal kakiku.
Apa agamamu?
Agamaku air yang membersihkan pertanyaanmu.
Tuhan, aku sayang kamu.
Sayangku padamu terbuat dari hati yang sering mati.
Tuhan tidak tidur.
Tuhan menciptakan tidur.
Buku latihan tidur pun tertidur, kata-kata
tertidur, dan ia minta selamat kepada tidur.
Tidur: alamat pulang paling pasti ketika kata-kata
kehabisan isi dan tak tahu lagi ke mana akan
membawamu pergi. Tidur: mati sunyi di riuh hari.
Di subuh yang kosong buku latihan tidur
mendapatinya sudah menjadi kepompong.

(2015)


Sumber: Buku Latihan Tidur (2017).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama