Puisi Anjing Karya Joko Pinurbo

Rumahku dijaga dua anjing cerdas: anjing sungguhan
dan anjing-anjingan. Anjing sungguhan sungguh cerewet
dan sok polisi: sepi berkelebat sedikit saja ia sudah
panik lalu menyalak keras sekali. Anjing-anjingan
sungguh kalem lagi pemalu: maklum, tubuhnya terbuat
dari waktu, eh batu.
Entah mengapa malam lebih takut pada anjing-anjingan
ketimbang pada anjing sungguhan sehingga anjing
sungguhan jadi cemburu. “Aku yang sibuk menjaga
rumah ini, kau yang lebih ditakuti. Dasar anjing!” kata
anjing sungguhan kepada anjing-anjingan.
Aku sering terbangun dari tidurku mendengar dua ekor
anjing bertengkar hebat di depan pintu. Dari suaranya
aku bisa tahu bahwa anjing sungguhan makin lama
makin frustrasi. Aku baru sadar bahwa anjing-anjingan
bisa lebih anjing dari anjing sungguhan. Tapi kalau
tidak ada anjing sungguhan, anjing-anjingan pasti akan
sangat kesepian. Bisakah kalian berdamai, hai anjing-
anjingku?


Sumber: Telepon Genggam (2003).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama