Puisi Arsip Kegelapan Karya Afrizal Malna

Dia meninggalkan kakinya di luar untuk berjalan ke dalam:
ginjal, empedu, jantung, sebuah ruang tamu dan seseorang
yang tak pernah ada. dia meninggalkan kepalanya di dalam
untuk berjalan ke luar: lemari, bantal dengan sisa rambut,
sabun mandi dan bau sperma dari tubuh yang tak pernah ada.
bagaimanakah ruang bekerja antara batas dan objek-objek,
dan sebuah badai yang mencari di mana arsip sinar matahari
tersimpan.

Masuk dan keluar lagi, pintunya tertinggal di tempat tukang
servis radio, gelombangnya mencari lagu-lagu kenangan. aku
lirik yang pingsan dalam sebuah buku kritik sastra tentang
seseorang yang tak pernah ada. kilometer-kilometer telah
berlalu, bangkai waktu dalam sebuah kecelakaan lalu-lintas.

Para pencuri masuk ke dalam perpustakaan, mencuri arsip,
menggantinya dengan tisu. mereka menemukan aku-lirik yang
sekarat dalam perpustakaan:
"beri aku bahasa
beri aku bahasa
untuk bernafas."
Jari-jari tangan mereka tertinggal dalam mesin tik tua. tata
bahasa berlalu, lidahnya bengkak oleh huruf-huruf kapital yang
cerewet tentang kata-kata yang tak pernah ada

Dia berjalan ke dalam melalui jalan ke luar:
ladang kuburan arsip dalam kegelapan.


Sumber: Buka Pintu Kiri (2018).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama