jenderal, telah kami pasang
bintang-bintang di dada kalian
dari rejam tuan tanah dan lintah
kutuntut bintangmu: mana tanah?!
jenderal, telah kami pasang
bintang-bintang di dada kalian
dari keringat tujuh jadi sepuluh jam
kami tuntut bintangmu: mana upah?
jenderal, telah gugur kami satu-satu
melawan belanda dan bedil di tangan
kami tuntut bintangmu:
mana irian?!
jenderal, tentu bukan kalian
pemberi tanah, upah dan irian
yang kami mau: kita tegak satu barisan
maka di atas segala: bebaskan kami bicara
(Jalan Waringin, 30 September 1956)
Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959).
bintang-bintang di dada kalian
dari rejam tuan tanah dan lintah
kutuntut bintangmu: mana tanah?!
jenderal, telah kami pasang
bintang-bintang di dada kalian
dari keringat tujuh jadi sepuluh jam
kami tuntut bintangmu: mana upah?
jenderal, telah gugur kami satu-satu
melawan belanda dan bedil di tangan
kami tuntut bintangmu:
mana irian?!
jenderal, tentu bukan kalian
pemberi tanah, upah dan irian
yang kami mau: kita tegak satu barisan
maka di atas segala: bebaskan kami bicara
(Jalan Waringin, 30 September 1956)
Sumber: Yang Tak Terbungkamkan (1959).