Puisi Penjual Bakso Karya Joko Pinurbo

Hujan-hujan begini, penjual bakso
dan anaknya lewat depan pintu rumahku.
Ting ting ting. Seperti suara mangkok
dan piring peninggalan ibuku.

Berulang kali ting ting ting, tak ada
yang keluar membeli bakso. Tak ada
peronda duduk-duduk di gardu.
Semua sedang sibuk menghangatkan waktu.

Aku tak ingin makan bakso, tapi tak apalah
iseng-iseng beli bakso. Aku bergegas
mengejar tukang bakso ke gardu ronda.
Bakso! Terlambat. Penjual bakso
dan anaknya sedang gigih makan bakso.

Air mata penjual bakso menetes
ke mangkok bakso. Anak penjual bakso
tersengal-sengal, terlalu banyak menelan bakso.
Kata penjual bakso kepada anaknya,
"Ayo habiskan bakso kita, Plato. Kasihan ibumu."

Mereka yang makan bakso, aku yang muntah bakso.

(2004)


Sumber: Baju Bulan (2013).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama