Orang miskin itu memberanikan diri bertamu ke sahabatnya
yang dulu miskin tapi sekarang kaya raya.
Tak ada jeleknya menghibur orang kaya, pikirnya.
Orang kaya toh sering kesepian juga.
Baru saja melangkah ke ambang pintu,
tuan rumah langsung menyergapnya: "Kau ke sini cuma mau
menagih utang kan? Utang lama kan?
Waktu aku masih miskin kan?
Aku akan lunasi sekarang, sekian lipat dari yang kupinjam.
Paham?"
Sambil menepuk-nepuk bahu tuan rumah yang pemberang
tamu itu menjelaskan: "Jangan berburuk sangka. Saya ke sini
cuma mau bilang bahwa utang itu sudah saya ikhlaskan.
Besok saya mungkin sudah mati. Paham?"
Tuan rumah terpana dan merasa utangnya makin bertambah saja.
Tamu miskin itu sekarang berdiri di dalam cermin di hadapan saya.
Ia mengucapkan hallo, dan saya merasa tertusuk oleh senyumnya.
(1999)
yang dulu miskin tapi sekarang kaya raya.
Tak ada jeleknya menghibur orang kaya, pikirnya.
Orang kaya toh sering kesepian juga.
Baru saja melangkah ke ambang pintu,
tuan rumah langsung menyergapnya: "Kau ke sini cuma mau
menagih utang kan? Utang lama kan?
Waktu aku masih miskin kan?
Aku akan lunasi sekarang, sekian lipat dari yang kupinjam.
Paham?"
Sambil menepuk-nepuk bahu tuan rumah yang pemberang
tamu itu menjelaskan: "Jangan berburuk sangka. Saya ke sini
cuma mau bilang bahwa utang itu sudah saya ikhlaskan.
Besok saya mungkin sudah mati. Paham?"
Tuan rumah terpana dan merasa utangnya makin bertambah saja.
Tamu miskin itu sekarang berdiri di dalam cermin di hadapan saya.
Ia mengucapkan hallo, dan saya merasa tertusuk oleh senyumnya.
(1999)