Puisi Safia Karya Helvy Tiana Rosa

Aku bukan ratu, aku raja
yang berpolitik lewat geliat sajak
dan cerita para sahaya
kepedulian yang tak pernah selesai

karena cinta mereka tak terhingga
tiga puluh lima tahun aku memerintah
padahal para petinggi mengira
aku tak akan pernah setara pria
dan Darussalam Jaya tak akan niscaya

Akulah sultan yang dipanggil Sultanah
Safia yang tak kenal selesa masa
setia menyelusuri tiap jejak
memungut tiap perih
yang ditinggalkan rakyat
di beranda hari
Aku berjalan tanpa pengawal
ke tiap lembah
sebagai perempuan biasa

kubuka pintu-pintu peradaban
kutitahkan Nurrudin Ar-raniri, Abdul Rauf Singkel,
para ulama, untuk menulis cahaya
kukirim para tokoh muda sekolah
hingga Mekkah Madinah.
Ilmu di pikiran di sanubari ditulis
jadi kitab jadi nadi umat
perpustakan negeri adalah firdaus
bagi kanak-kanak hingga para tetua

Pada masaku diumumkan 40 Qanun
undang-undang kerajaan tentang keberadaan
dan jumlah perempuan di parlemen
sedang pasukan khusus wanita kami
salah satu yang tercakap di dunia
Penuh izzah kami tetapkan aturan berniaga
dengan Inggris, Portugis, Belanda dan lainnya
Pada masa itu, tak satu pun dari rakyatku
yang sudi mendapat zakat
sebab harta, ilmu dan cinta
berlimpah ruah di lumbung kami
Maka zakat dan sedekah kami
sampai hingga Mekkah
dibawa ulama mereka Yusuf Al Qadri

Aku Safiatuddin Syah Tajul Alam
Putri Sultan Iskandar Muda
mereka memanggilku kemurnian iman,
mahkota dunia

Aku bukan ratu, aku raja
yang berpolitik lewat geliat sajak
dan cerita para sahaya
kepedulian yang tak pernah selesai
mengalir sampai kepala dan hati
ke denyut-denyut zamanmu.

(Depok, 2 April 2011)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama