Puisi Patroli Karya Joko Pinurbo

Iring-iringan panser mondar-mandir
di jalur-jalur rawan di seantero sajakku.
Di sebuah sudut yang agak gelap komandan melihat
kelebat seorang demonstran yang gerak-geriknya
dianggap mencurigakan. Pasukan disiagakan
dan diperintahkan untuk memblokir setiap jalan.
Semua mendadak panik. Kata-kata kocar-kacir
dan tiarap seketika. Komandan berteriak,
"Kalian sembunyikan di mana penyair kurus
yang tubuhnya seperti jerangkong itu? Pena
yang baru diasahnya sangat tajam dan berbahaya."
Seorang peronda memberanikan diri angkat bicara,
"Dia sakit perut, Komandan, lantas terbirit-birit
ke dalam kakus. Mungkin dia lagi bikin aksi di sana."
"Sialan!" umpat komandan geram sekali, lalu
memerintahkan pasukan melanjutkan patroli.
Di huruf terakhir sajakku si jerangkong itu
tiba-tiba muncul dari dalam kakus sambil
menepuk-nepuk perutnya. "Lega," katanya.
Maka kata-kata yang tadi gemetaran serempak
bersorak dan merapatkan diri ke posisi semula.
Di kejauhan terdengar letusan, api sedang melahap
dan menghanguskan mayat-mayat korban.

(1998)


Sumber: Celana (1999).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama