Puisi Mengenang Asu Karya Joko Pinurbo

Pulang dari sekolah, saya main ke sungai.
Saya torehkan kata asu dan tanda seru
pada punggung batu besar dan hitam
dengan pisau pemberian ayah.

Itu sajak pertama saya. Saya menulisnya
untuk menggenapkan pesan terakhir ayah;
"Hidup ini memang asu, anakku.
Kau harus keras dan sedingin batu."

Sekian tahun kemudian saya mengunjungi
batu hitam besar itu dan saya bertemu
dengan seekor anjing yang manis dan ramah.

Saya terperangah, kata asu yang gagah itu
sudah malih menjadi aku tanpa tanda seru.
Tanda serunya mungkin diambil ayah.

(2012)


Sumber: Baju Bulan (2013).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama