Puisi Mata Waktu Karya Joko Pinurbo

Pagi menemukan mata di atas daun:
mata embun yang berbinar-binar
melihat matahari menghangatkan matamu.

Pagi berkata, "Ah, mata,
aku mau memasangmu pada batu
yang pendiam itu."

Ah di situ berasal dari desah angin
yang merayap di leher bajumu.

Malam menemukan mata di gigir cangkir:
mata kopi yang menyala-nyala
menyaksikan hujan memandikan waktu.

Malam berkata, "Ah, mata,
aku mau memasangmu pada jam dinding
yang mengantuk itu."

Ah di situ berasal dari haus rindu
yang singgah minum di bibirmu.

Subuh menemukan mata di atas buku:
mata ibu yang berjaga-jaga
menemani insomniamu.

Subuh berkata, "Ah mata,
aku mau memasangmu pada kening
yang tak mau tidur itu."

Ah di situ berasal dari celah sunyi
yang menganga di pedalaman tubuhmu.

(2012)


Sumber: Baju Bulan (2013).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama