Ketika saya lahir, Tuhan sedang menulis puisi
dan minum kopi dan listrik mendadak mati.
Saat itu bahasa Indonesia masih unyu
dan pedoman ejaannya belum sempurna.
"Keren juga ini bahasa,” Tuhan berkata,
"bisa menjadikan negeri yang rumit cantik pada waktunya."
Pada cangkir kedua puisi mulai menampakkan diri.
Kata-kata berdatangan dari berbagai penjuru,
awalan ber- dan me- bermunculan pula,
dan Tuhan melihat semua itu asyik adanya.
Sehabis cangkir ketiga Tuhan mengambil kata kopi
dan melemparkannya ke bumi. Listrik menyala.
Hujan kopi berderai lembut di atas rumah saya.
(2014)
Sumber: Buku Latihan Tidur (2017).
dan minum kopi dan listrik mendadak mati.
Saat itu bahasa Indonesia masih unyu
dan pedoman ejaannya belum sempurna.
"Keren juga ini bahasa,” Tuhan berkata,
"bisa menjadikan negeri yang rumit cantik pada waktunya."
Pada cangkir kedua puisi mulai menampakkan diri.
Kata-kata berdatangan dari berbagai penjuru,
awalan ber- dan me- bermunculan pula,
dan Tuhan melihat semua itu asyik adanya.
Sehabis cangkir ketiga Tuhan mengambil kata kopi
dan melemparkannya ke bumi. Listrik menyala.
Hujan kopi berderai lembut di atas rumah saya.
(2014)
Sumber: Buku Latihan Tidur (2017).