Puisi Lelaki Tua dan 6 Peri Karya Oka Rusmini

Anjing-anjing buas telah melahap daging-daging merah
orang-orang tak lagi bisa menanam padi
melarutkan anak-anak ikan di laut
pabrik-pabrik menciutkan nafasnya
orang-orang berlari ke luar
tak ada lagi mesin-mesin uang yang menunggu
anak-anak menjerit perutnya menggelembung,
perempuan-perempuan mulai menjual tubuh untuk susu
orang-orang mulai tega melahap temannya untuk sepiring nasi satu potong daging lelaki tua itu mengantar pengganjal perut yang dibungkus kertas coklat
''aku peduli rakyatku''

Esok pagi ketika matahari membuka matanya
orang-orang itu tak lagi melihat kertas coklat itu
(sebuah kepompong terbuka tetapi bukan kupu-kupu)
mereka membawa spanduk, berteriak dan menggiring
orang-orang tak puas memaksa mengaitkan nurani
satu demi satu kepompong dirajam
(lelaki tua itu membuka sayapnya, terbang)

Kali ini mereka menjadi peri
darahnya menjadi api membakar kota-kota,
menelan gedung-gedung dan peluru
orang-orang kerauhan menari di atas bangkai teman-temannya
(lelaki tua itu hanya berkata: cuma 6 Peri kecil)
(Denpasar, 12 Mei 1998)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama