Ketika dua atau tiga cangkir kopi
berkumpul untuk merayakan sepi,
puisi ada di tengah-tengahnya.
Di musim yang rusuh ini
kota dan kita rentan bencana,
kamu dan aku rentan gila.
Minumlah puisi serindu sekali.
Kita ini secangkir kopi.
Kamu cangkirnya, aku kopinya.
Peminumnya adalah malam, hujan, puisi.
berkumpul untuk merayakan sepi,
puisi ada di tengah-tengahnya.
Di musim yang rusuh ini
kota dan kita rentan bencana,
kamu dan aku rentan gila.
Minumlah puisi serindu sekali.
Kita ini secangkir kopi.
Kamu cangkirnya, aku kopinya.
Peminumnya adalah malam, hujan, puisi.