Puisi Kampungku Karya Joko Pinurbo

Kota kita kota jelita
yang terbuat dari besi, beton,
baja, dan kaca. ”Pencet saja
tombol, kau akan sampai
di surga apa pun yang kau mau.
Dijamin tak ada sumuk
dan debu,” kata kota kita.

Namun surgaku ada
di kampungku. Kampung
ialah ketika trotoar dibuat
untuk memuliakan pejalan kaki;
ketika pejalan kaki
adalah warga utama;
ketika jalanku, jalanmu
tak terjajah mobil dan deru;
ketika aku masih bisa mencium
taman-tamanku, rona langitmu,
matahariku, rumput-rumputmu,
pohon-pohonku,
bunga-bungamu,
burung-burungku,
sungai-sungaimu, bau tanahku,
embusan anginmu,
kibaran sarungku,
lambaian dastermu,
masa kecilku, derai tawamu,
bau keringatku, harum hatimu.

Semoga kotamu
tidak membunuh kampungku.
(2018)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama