Puisi Aku Ingin Istirahat Karya M. Aan Mansyur
Aku ingin istirahat mengingatmu, tapi kepalaku sudah jadi kamar tidurmu jauh sebelum aku mengenal namamu. Aku ingin terpej…
Aku ingin istirahat mengingatmu, tapi kepalaku sudah jadi kamar tidurmu jauh sebelum aku mengenal namamu. Aku ingin terpej…
Tak seperti di kiri dan di kanan tokonya selalu sepi pelanggan meski ia juga menjual kain seperti toko-toko yang lain …
aku selembar kertas yang terbakar tetapi aku gegabah menganggap diriku api. - M. Aan Mansyur Sumber: Instagram @pui…
Semua perihal diciptakan sebagai batas Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain Hari ini membelah membatasi besok dan kema…
Aku hidup di antara orang-orang yang memilih melakukan usaha lebih keras untuk menyakiti orang lain daripada menolong di…
Bumi tidak butuh banyak bulan. Bulan sendiri, pandai, dan kekanak-kanakan. Dia bisa jadi pisang ambon, mangkuk pecah ibum…
saat dibaca, kata-kata berkaca pada telaga mata penyair ia melihat dirinya telah berubah jadi puisi dan memutuskan jat…
dulu dalam dingin kita berpelukan sambil membayangkan ujung-ujung hujan sebagai kembang api yang merayakan cinta yang ta…
aku merelakanmu menjauh, merelakanmu terjatuh ke tempat sampah bagai sepotong apel merah yang di geligimu pernah berda…
Baik di dalam maupun di luar sajak ini, kau adalah tragedi yang kubaca berulang kali dari halaman terakhir hingga kata p…
Tidak ada New York hari ini. Tidak ada New York kemarin. Aku sendiri dan tidak berada di sini. Semua orang adalah orang lai…
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau melihat langit membentang lapang. Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi me…
Puisi adalah pesta. Seperti ulang tahun atau pernikahan, tetapi benci perayaan. Ada beranda di halaman belakang buat setiap…
Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di mana-mana. Di udara dingin yang menyusup di bawah pintu atau di baris-baris …