Puisi Menentang Lawan Karya Armijn Pane
Dataran Garut terbentang di muka, Gunung mengepung sekeliling, Dua gadis gagah perkasa, Serdadu menanti menentang musuh.…
Dataran Garut terbentang di muka, Gunung mengepung sekeliling, Dua gadis gagah perkasa, Serdadu menanti menentang musuh.…
Jiwaku pohon telah meranggas Terunjam terhening di senja hati Mengedangkan tangan tegang mati Hari bening tenang suci B…
Bulan purnama sekali lagi, Adalah enam puluh kali jadi, Sudah kita tiada bersua lagi. Sinar lembut menganyam daunan, D…
Waktu senja gelap-gelapan, Gunung Guntur tegak menggagah, Kanannya langit kemerah-merahan, Embun mendatang kapas digobah…
Laut berlari mendatang, Bersua pantai landai, Memecah menghebat buih, Menaik damai tenang merata. Angin berlari mendat…
Entah apa yang mendorong aku kehidupan baru, Meninggalkan menistakan kehidupan lama. Setiap kali aku terbujuk gemerlap r…
Aku menimbang-nimbang mungkin, Kita berdua menjadi satu; Gaji dihitung-hitung. Cukup tidak untuk berdua. Hat…
Dari jendela aku meninjau, Bayangan pohon menggelap di mukaku, Memagar hati dan pandanganku, Hati mengeluh bertambah rus…
Mejaku hendak dihiasi, Kembang jauh dari gunung. Kaupetik sekarangan kembang, Jauh jalan panas hari, Bunga layu seteng…
Pada kepalaku sudah direka, Mahkota bunga kekal belaka, Aku sudah jadi merdeka, Sudah mendapat bahagia baka. Aku melayang k…
Dalam aku merenda Ingatan mengenang ketika, Jam-jam kita ber kata Dalam aku merenda, Gerak jari ada kata , Menghitung jam-j…
Di tepi pantai laut kami bersua, Dan kami memandang ke dalam mata masing-masing, Yang penuh sengsara, penuh duka, Karena ne…