Puisi Arsip Sunyi yang Tak Pernah Kututup Karya Ken Emmanuel Riyanto

Di setiap sudut sepi, gema suaramu masih terdengar
Rindu bagaikan lumut yang menjalar,
merayapi seluruh senyummu yang tertinggal
Kubuka ruangan senyap itu melihat
jam retak yang menahan detik kenangan kita

Aku coba menyentuhnya, tetapi waktu membeku seketika
dan menolak dengan penyesalan
Ku berteriak dengan lantang, mengapa dan mengapa
gengsi memaku lidahku, menahan permintaan maafku
Berkarat sudah pintu hatimu, tak mampu kubuka

Aku berjalan melewati labirin rasa, mencari siluetmu yang kabur
Namun, hanya kutemukan bayanganmu yang menolak kembali
Udara berkarat itu membisik ‘kau terlambat’
maka kucoba padamkan rindu
yang masih tercucur membanjiri lorong

Dan pada akhirnya ku hanya bisa pulang
menggigil dalam kesepian
menatap pigura senja terakhir
sambil tersenyum menyadari
dirimu yang tak dapat kembali


Sumber: Puisi kiriman Ken Emmanuel Riyanto melalui email 21 November 2025.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama