Ada hari-hari ketika aku merasa hilang dari diriku sendiri—
seperti bayangan yang terlambat kembali ke tanah.
Aku mencintaimu dalam cara yang bahkan tak kupahami,
seakan perasaan ini bergerak tanpa memintaku ikut bernapas.
Langit sering menatapku dari jauh,
seolah bertanya kenapa aku terus berjalan meski tak punya arah.
Kenanganmu datang sebagai gema yang salah waktu,
membentur dinding dadaku dan kembali tanpa nada.
Aku ingin bicara, tapi kata-kata menolak tinggal,
mereka melayang seperti debu yang tak mau jatuh.
Dan kau… kau tetap jadi sesuatu yang ingin kudekap,
walau aku sendiri tak yakin punya tangan untuk menggenggam.
Ada cinta di sini, tapi pincang,
berjalan seperti langkah yang lupa tujuan lahirnya.
Ada penyesalan yang berdiam diam,
mengintai tiap detik seperti bayang yang kehilangan tubuh.
Jika aku tampak menjauh,
itu bukan karena aku tak ingin tinggal aku hanya tersesat dalam ruang yang tak lagi mengenal namaku.
Dan jika kau mendengar bisik yang tak selesai,
itulah aku, mencintaimu dengan cara paling patah yang kupunya.
Sumber: Puisi kiriman Joshua Colson melalui email 21 November 2025.
seperti bayangan yang terlambat kembali ke tanah.
Aku mencintaimu dalam cara yang bahkan tak kupahami,
seakan perasaan ini bergerak tanpa memintaku ikut bernapas.
Langit sering menatapku dari jauh,
seolah bertanya kenapa aku terus berjalan meski tak punya arah.
Kenanganmu datang sebagai gema yang salah waktu,
membentur dinding dadaku dan kembali tanpa nada.
Aku ingin bicara, tapi kata-kata menolak tinggal,
mereka melayang seperti debu yang tak mau jatuh.
Dan kau… kau tetap jadi sesuatu yang ingin kudekap,
walau aku sendiri tak yakin punya tangan untuk menggenggam.
Ada cinta di sini, tapi pincang,
berjalan seperti langkah yang lupa tujuan lahirnya.
Ada penyesalan yang berdiam diam,
mengintai tiap detik seperti bayang yang kehilangan tubuh.
Jika aku tampak menjauh,
itu bukan karena aku tak ingin tinggal aku hanya tersesat dalam ruang yang tak lagi mengenal namaku.
Dan jika kau mendengar bisik yang tak selesai,
itulah aku, mencintaimu dengan cara paling patah yang kupunya.
Sumber: Puisi kiriman Joshua Colson melalui email 21 November 2025.
