Puisi Jejak yang Tidak Mengantar Pulang Karya Joshua Colson

Rindu seperti luka yang mencoba menutup,
tapi tiap detak justru merobek sisi yang ingin kupulihkan.
Aku berjalan dalam sunyi yang memanjang,
mengejar masa lalu yang terkubur dalam lipatan waktu.

Hidup menutup pintu-nya perlahan,
menyisakan angin dingin di tempat hangat yang pernah memanggilku pulang.
Aku berdiri di ambang yang membeku tanpa jawaban,
membiarkan sunyi menggantikan tempat dari semua yang pernah memelukku.

Kabut menelan wajahmu perlahan,
menyisakan ruang kosong yang menggema di dadaku.
Jiwa ini senyap bagai rumah tanpa jendela,
seolah semesta sadar aku tak lagi punya yang bisa kuselamatkan.

Namamu tinggal gema yang menggurat malam,
tak lagi utuh, hanya bayang yang menolak kembali menjadi cahaya.
Doaku naik namun luruh berkeping-keping,
ditolak langit yang semakin jauh dari jangkauanku.

Dan aku terus berjalan tanpa arah,
menyusuri lorong hari yang tanpa cahaya.
sebab jalan pulang yang dulu kupeluk,
telah runtuh bersamamu ke dalam kegelapan yang tak bernama.


Sumber: Puisi kiriman Joshua Colson melalui email 21 November 2025.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama