Puisi Restoran dari Bahasa Asing Karya Afrizal Malna

Aku dengar batu dilemparkan ke ruang tamu. Paru-paru penuh sapi, mencari jalan raya dan megafon. Tak ada orang sikat gigi malam itu, atau menyisir rambut, seperti dugaanmu penuh batu dari masa lalu. Mulutku penuh lendir, virus stadium lima, menyusun biografimu dari sepatu. Seperti pikiranmu yang mencari tanah air selalu: penuh serdadu, kapal dagang, dan anti-biotika.

Ah, ada tamu yang lain, bikin restoran dari bahasa asing. Mereka saling menggosok sepatu di tiang listrik. Padahal aku telah jadi dirimu juga, ikut bernyanyi pula lagu-lagu sendu, dengan baju seratus ribu. Mengenakan juga gaya hidup Ani, di antara Sri dan Ayu: Fajar yang tenggelam dalam tubuhmu. Di situ aku dengar bahasa tak henti-henti jadi orang asing, penuh lemari, kursi, gas dan minyak.

Aduh, udara penuh cemburu, tali sepatu, kaos kaki, obrolan tiga ribu perak. Tetapi aku dengar kepalamu berevolusi jadi jamur, jadi batu, jadi kamar mandi di malam hari. Ah, koran pagi, terasa jadi tiang listrik di situ, untuk pernyataan politik, tiga ribu perak.

Udara penuh Hair-Spray, virus terluka. Aiih, mari, jangan sombong. Kepalamu penuh batu, menghuni ruang tamu tak terjaga.

(1991)


Sumber: "Puisi: Restoran dari Bahasa Asing (Karya Afrizal Malna)", https://www.sepenuhnya.com/2013/04/puisi-restoran-dari-bahasa-asing.html.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama