Puisi Om Karya Subagio Sastrowardoyo

Di dalam sajak tidak terjadi suatu apa. Kejadian
sudah habis tertumpah dalam cerita, yang berputar-
putar tanpa mengalur kepada inti. Mana kisah baru
yang tidak mengulang lakon dahulu? Nasib manusia
telah selesai dibaca di hikayat lama. Tafsiran
bisa beraneka, tapi jalan hidup berkisar pada pola
yang sama.

Tinggal kini bicara tanpa cerita untuk mengucapkan
sakit yang terasa sampai ke hulu hati. Bahkan kalau
bisa tanpa kata, seperti darah yang menetes dari
luka. Tanda yang bisu, tetapi dengan diam menguak
tabir nurani.

Sajak paling indah sama sekali tak mengandung kejadian,
hanya suara yang pernah diteriakkan manusia purba di
taman firdaus atau yang digumamkan bayi waktu terbangun
malam hari: “Om”!, yang menyebabkan jagat berkembang
membawa derita yang tak putus-putus sampai kini.


Sumber: Simfoni Dua (1990).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama