Ada segenggam sajak yang hidup di nadimu
Bersamamu ia lahir dan mengisap madu dari bunga
Bersamamu ia hidup dan memeluk cinta dengan percaya
Lama sebelum segala sajak yang lahir dari duka
Menigas cahya yang di-sinar-kan tawa sehari-hari.
Ada sejumput kata kehilangan makna
Dan tidak lagi yakin akan hal yang sendiri kuucapkan
Karena khianat dan hidup siksa
Karena kacapi dan cerita pantun
Yang pernah kudengar kala malam mulai turun.
Ada setapak tanah berwarna hijau di mana kau
Kan menyelesaikan nyawa dalam cinta
(seperti aku pun pernah sia-sia)
Pula kan kubangunkan suatu mimpi buat mereka
Yang sedesah senapas denganmu
Dan mencoba bisa percaya
Pada kepastian makna tiap kata.
Sumber: Cari Muatan (1959).
Bersamamu ia lahir dan mengisap madu dari bunga
Bersamamu ia hidup dan memeluk cinta dengan percaya
Lama sebelum segala sajak yang lahir dari duka
Menigas cahya yang di-sinar-kan tawa sehari-hari.
Ada sejumput kata kehilangan makna
Dan tidak lagi yakin akan hal yang sendiri kuucapkan
Karena khianat dan hidup siksa
Karena kacapi dan cerita pantun
Yang pernah kudengar kala malam mulai turun.
Ada setapak tanah berwarna hijau di mana kau
Kan menyelesaikan nyawa dalam cinta
(seperti aku pun pernah sia-sia)
Pula kan kubangunkan suatu mimpi buat mereka
Yang sedesah senapas denganmu
Dan mencoba bisa percaya
Pada kepastian makna tiap kata.
Sumber: Cari Muatan (1959).