Kalau dia jauhi hidup duniawi
bukan lantaran takkan kembali.
Kepada siapakah dia akan mengadu
kalau bukan kepada Yang Satu?
Tapi mengapa langit kelu
dan sawang mendinding bisu?
Hanya gema gairah maksiat
yang samar terdengar.
Tidakkah ada hidup lain
dari pada yang penuh kutuk keji bukan main?
Bintang dan bulan yang berlayar tenang
menjanjikan ada alam di balik alam semesta
Ada kehidupan di balik hidup kasat mata
Bukti kekuasaan Maha Pencipta.
Cakrawala luas membentang
mencium ufuk kelabu.
Tidak adakah petunjuk
meski hanya bisik-bujuk?
Tidak adakah cinta
yang 'kan menyelamatkan sesama manusia?
Begitu murkakah Tuhan
sehingga dunia akan ditenggelamkan
larut dalam kiamat
dan tak seorang pun akan selamat?
Dicarinya dalam keheningan hati
asal mula segala jadi.
Apakah tujuan segala?
Dan akhirnya bagaimana?
Apa pula peranan manusia
dalam hidup sementara di dunia?
Dalam ketenangan yang abadi
dia menemukan pangkal semua
rahasia penciptaan semesta.
"Bacalah!" samar-samar datang perintah.
"Tak bisa kubaca aksara!"
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu, bacalah!"
"Tak bisa kubaca aksara, tak bisa!"
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan manusia dari segumpal darah..."
Lalu bibir yang kering itu
bergerak mengulangi. Berkali-kali
sehingga terukir dalam hati.
(1982)
Sumber: Nama dan Makna (1988).
bukan lantaran takkan kembali.
Kepada siapakah dia akan mengadu
kalau bukan kepada Yang Satu?
Tapi mengapa langit kelu
dan sawang mendinding bisu?
Hanya gema gairah maksiat
yang samar terdengar.
Tidakkah ada hidup lain
dari pada yang penuh kutuk keji bukan main?
Bintang dan bulan yang berlayar tenang
menjanjikan ada alam di balik alam semesta
Ada kehidupan di balik hidup kasat mata
Bukti kekuasaan Maha Pencipta.
Cakrawala luas membentang
mencium ufuk kelabu.
Tidak adakah petunjuk
meski hanya bisik-bujuk?
Tidak adakah cinta
yang 'kan menyelamatkan sesama manusia?
Begitu murkakah Tuhan
sehingga dunia akan ditenggelamkan
larut dalam kiamat
dan tak seorang pun akan selamat?
Dicarinya dalam keheningan hati
asal mula segala jadi.
Apakah tujuan segala?
Dan akhirnya bagaimana?
Apa pula peranan manusia
dalam hidup sementara di dunia?
Dalam ketenangan yang abadi
dia menemukan pangkal semua
rahasia penciptaan semesta.
"Bacalah!" samar-samar datang perintah.
"Tak bisa kubaca aksara!"
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu, bacalah!"
"Tak bisa kubaca aksara, tak bisa!"
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan manusia dari segumpal darah..."
Lalu bibir yang kering itu
bergerak mengulangi. Berkali-kali
sehingga terukir dalam hati.
(1982)
Sumber: Nama dan Makna (1988).