Setiap kami tuliskan pesan untukmu
Kami selalu bertanya-tanya
Adakah ia pernah kauterima
Hari ini koran pun memuat iklan-iklan duka-cita
Seperti bulan yang lalu dalam bayang abu jelaga
Tahun depan begitu pula, siapa bisa tahu
Robekan penanggalan yang selalu bencana
Randu hutan tak lagi termangu, tapi gundul merunduk
Menahan beban musim sepanjang sejarah
Dan tanah kita adalah bumi semakin melapuk
Gunung api dan gelombang tak kenal istirah
Abjad kehidupan, terlalu keraskah untuk kaueja
Bila sepanjang gang dan di mana-mana orang pada antri
Menadah untuk kutuk apa lagi yang akan menimpa
Sebuah bisik makin tenggelam dalam riuh arena
Ranah mana lagi hilang dari muka bumi
Air bah berpacu mengatasi nyala gunung api
Sementara dunia berjamu dalam pesta ibukota
Beribu balon mengapung menuju mega
Setiap kali kami tuliskan pesan untukmu
Pada iklan duka kantor pekabaran itu juga
Kami bertanya-tanya selalu
Adakah ia pernah kauterima.
(1963)
Sumber: Horison (Mei, 1967).
Kami selalu bertanya-tanya
Adakah ia pernah kauterima
Hari ini koran pun memuat iklan-iklan duka-cita
Seperti bulan yang lalu dalam bayang abu jelaga
Tahun depan begitu pula, siapa bisa tahu
Robekan penanggalan yang selalu bencana
Randu hutan tak lagi termangu, tapi gundul merunduk
Menahan beban musim sepanjang sejarah
Dan tanah kita adalah bumi semakin melapuk
Gunung api dan gelombang tak kenal istirah
Abjad kehidupan, terlalu keraskah untuk kaueja
Bila sepanjang gang dan di mana-mana orang pada antri
Menadah untuk kutuk apa lagi yang akan menimpa
Sebuah bisik makin tenggelam dalam riuh arena
Ranah mana lagi hilang dari muka bumi
Air bah berpacu mengatasi nyala gunung api
Sementara dunia berjamu dalam pesta ibukota
Beribu balon mengapung menuju mega
Setiap kali kami tuliskan pesan untukmu
Pada iklan duka kantor pekabaran itu juga
Kami bertanya-tanya selalu
Adakah ia pernah kauterima.
(1963)
Sumber: Horison (Mei, 1967).