Puisi Dua Nukilan dari Odyssey Karya Taufiq Ismail

Nukilan dari Odyssey (1)

Kemudian daging pun cair, pandang mem beku, jantung hening detak
Dan pikiran agung membubung ke puncak kemerdekaan asri
Menggelepar dengan sayap-sayap terbuka, membelah dada angkasa
Menoktah tinggi dan melepas diri dari sangkar terakhir
Sangkar kemerdekaannya
Segalanya mengabut tipis hingga selengking teriak dahsyat
Menggunturi perairan tenang dan hitam
“Majulah anak-anakku, berlayarlah, karena angin Maut meniup haluan!”


Nukilan dari Odyssey (2)

“Engkau si dungu, mengapa kau tega kehilangan
Lelaki teragung yang hidup dan bertempur memberimu bentuk?
Kau tuang hati kami dengan ratap dan nafsu hewani
Lalu pekaplah telinga dari semua
Tapi jiwa insan terus berjuang, kau pengecut, tanpa tolongmu!”

Hatinya melambung noktah tak hirau
Ajal Dan di angkasa hitam membina
Seribu ruang tempat berkebar seribu sayap
Dan menjerit bak rajawali, berjuang mengungkai simpai takdir.


Sumber: Siasat Baru (Juli, 1959).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama