(Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana dan Hafidhin Royan)
Empat syuhada berangkat pada suatu malam,
gerimis air mata tertahan di hari keesokan,
telinga kami lekapkan ke tanah kuburan
dan simaklah itu sedu-sedan,
Mereka anak muda pengembara tiada sendiri,
mengukir reformasi karena jemu deformasi,
dengarkan saban hari langkah sahabat- sahabatmu
beribu menderu-deru,
Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu.
Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu,
Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi
di Trisakti bahkan di seluruh negeri,
karena kalian berani mengukir alfabet pertama
dari gelombang ini dengan darah arteri sendiri,
Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang matahari,
tak mampu mengibarkan diri karena angin lama bersembunyi,
Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama,
dan kalian pahlawan bersih dari dendam,
karena jalan masih jauh
dan kita perlukan peta dari tuhan.
(1998)
Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).
Empat syuhada berangkat pada suatu malam,
gerimis air mata tertahan di hari keesokan,
telinga kami lekapkan ke tanah kuburan
dan simaklah itu sedu-sedan,
Mereka anak muda pengembara tiada sendiri,
mengukir reformasi karena jemu deformasi,
dengarkan saban hari langkah sahabat- sahabatmu
beribu menderu-deru,
Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu.
Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu,
Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi
di Trisakti bahkan di seluruh negeri,
karena kalian berani mengukir alfabet pertama
dari gelombang ini dengan darah arteri sendiri,
Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang matahari,
tak mampu mengibarkan diri karena angin lama bersembunyi,
Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama,
dan kalian pahlawan bersih dari dendam,
karena jalan masih jauh
dan kita perlukan peta dari tuhan.
(1998)
Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998).