Kasidah Sunyi (1)
Kepada sunyi
Jagalah napasku
Agar tidak berbunyi
Peliharalah tubuhku
Agar tidak ikut pergi
Lemparkan aku
Ke lembah
Biarkan sendiri
Tenggelam
Dalam rindu
Biarkan mati
Kasidah Sunyi (2)
Aku ingin tidur
Lelap dalam pelukan kasihmu
Tapi bayang-bayang kehidupan
Impian-impian masa depan
Selalu mengusik kantukku
Tapi suara-suara yang memanggilku
Suara-suara di luar jendela
Tak bisa kuelakkan
Bagai senyum istriku
Bagai senyum anak-anakku
Bagai kabut yang turun di depanku
Kekasih, aku tak bisa melihat wajahmu
Kasidah Sunyi (3)
Dalam sujud batu-batu
Dalam runduk suara-suara
Dalam derasnya aorta
Sungai-sungai datang
Menerjangku
Dalam shalat sepi syahdu
Dalam lezat bertamu
Dalam dzikir dan rindu
Daun-daun luruh
Menguburku
Kasidah Sunyi (4)
Kutanggalkan baju, celana, dan sepatu
Kutinggalkan kamar, buku-buku dan mimpi-mimpi
Kulupakan kamu, harapan dan nafsu-nafsu
Kubersihkan debu dari sekujur tubuhku
Dengan begini aku merasa telanjang
Dan berjalan menuju kasihmu
Apakah aku sudah telanjang, kekasih
Dan sedang berjalan ke arahmu?
Aku lupa ruang
Aku lupa waktu
Aku lupa diriku
Betapa banyak jalan bersimpangan di hadapanku
Betapa banyak rambu-rambu petunjuk ke arahmu
Aku lenyap, kekasih
Dan berjalan entah ke mana
Kasidah Sunyi (5)
Perjalanan ini
Alangkah gelapnya
Dan sunyi
Berat langkahku
Oleh beban kalbu
Kelu mulutku
Untuk mengucapkan namamu
Aku terkunci
Oleh keinginan dan nafsu
Yang tak terungkapkan
Kepada sunyi
Simpanlah birahiku
Sebelum pertemuan nanti
Kasidah Sunyi (6)
Tidak. Ini bukan rumahmu
Ini bukan tempat yang ingin kutuju
Sebab terlalu banyak lampu, cahaya-cahaya
Yang gemerlapan menyilaukan mataku
Terlalu banyak bunga, warna-warna
Dan suara-suara merdu yang melenakanku
Gedung ini terlalu megah
Taman ini terlalu indah
Ini bukan rumahmu
Bukan tempat yang ingin kutuju
Keindahan dan kemegahan selalu fana
Sedangkan bagiku engkau sederhana
Kasidah Sunyi (7)
Apa yang kauinjak
Berguncang
Apa yang kaupandang
Bergoyang
Apa yang kupegang
Hanya bayang-bayang
Kepada sunyi
Tariklah aku kembali
Kembalikan ke kamarku
Baringkan aku tidur
Di ranjang bumi
Aku lelah sekali
Kasidah Sunyi (8)
Di antara bilik
Dan atap yang tiris
Tempias angin yang dingin
Membaringkanku di sini
Di antara bisik
Dunia yang tak pernah tidur
Peluk dan cium perempuan berpupur
O, nasibku terbujur
Ini kasur yang tak pernah kuganti
Setia menanggung hidupku sepanjang hari
Kamar yang tak pernah merasa terganggu
Jika aku memekik memanggil-manggil namamu
Kekasih, impian-impianku kian memanjangkan talinya
Mengikat dan melilit hidupku satu dengan ranjang ini
Sedang bayang-bayangmu kian genit menggodaku
Untuk berontak, lepas dan lari memburumu
Kasidah Sunyi (9)
Terimalah aku
Kuakkanlah pintu
Peluklah aku, o, peluklah
Kelana dungu
Terimalah aku
Bukakanlah hatimu
Kawinilah aku, o, kawinilah
Dengan kasihmu
Sebelum rindu menghamili sepiku
Dan kesepian
Melindas hidupku
Kuakkanlah pintu
Bukakanlah hatimu
Setubuhilah aku, o, setubuhilah
Kekosongan jiwaku
Kasidah Sunyi (10)
Dalam tafakur
Gairahku meluncur
Adakah tanganmu padaku terulur
O, bayang-bayang kubur
Dalam syukur
Apa yang mesti kuulur
Tangisku deras mengucur
O, kepadamu aku melebur
(1982)
Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004).
Kepada sunyi
Jagalah napasku
Agar tidak berbunyi
Peliharalah tubuhku
Agar tidak ikut pergi
Lemparkan aku
Ke lembah
Biarkan sendiri
Tenggelam
Dalam rindu
Biarkan mati
Kasidah Sunyi (2)
Aku ingin tidur
Lelap dalam pelukan kasihmu
Tapi bayang-bayang kehidupan
Impian-impian masa depan
Selalu mengusik kantukku
Tapi suara-suara yang memanggilku
Suara-suara di luar jendela
Tak bisa kuelakkan
Bagai senyum istriku
Bagai senyum anak-anakku
Bagai kabut yang turun di depanku
Kekasih, aku tak bisa melihat wajahmu
Kasidah Sunyi (3)
Dalam sujud batu-batu
Dalam runduk suara-suara
Dalam derasnya aorta
Sungai-sungai datang
Menerjangku
Dalam shalat sepi syahdu
Dalam lezat bertamu
Dalam dzikir dan rindu
Daun-daun luruh
Menguburku
Kasidah Sunyi (4)
Kutanggalkan baju, celana, dan sepatu
Kutinggalkan kamar, buku-buku dan mimpi-mimpi
Kulupakan kamu, harapan dan nafsu-nafsu
Kubersihkan debu dari sekujur tubuhku
Dengan begini aku merasa telanjang
Dan berjalan menuju kasihmu
Apakah aku sudah telanjang, kekasih
Dan sedang berjalan ke arahmu?
Aku lupa ruang
Aku lupa waktu
Aku lupa diriku
Betapa banyak jalan bersimpangan di hadapanku
Betapa banyak rambu-rambu petunjuk ke arahmu
Aku lenyap, kekasih
Dan berjalan entah ke mana
Kasidah Sunyi (5)
Perjalanan ini
Alangkah gelapnya
Dan sunyi
Berat langkahku
Oleh beban kalbu
Kelu mulutku
Untuk mengucapkan namamu
Aku terkunci
Oleh keinginan dan nafsu
Yang tak terungkapkan
Kepada sunyi
Simpanlah birahiku
Sebelum pertemuan nanti
Kasidah Sunyi (6)
Tidak. Ini bukan rumahmu
Ini bukan tempat yang ingin kutuju
Sebab terlalu banyak lampu, cahaya-cahaya
Yang gemerlapan menyilaukan mataku
Terlalu banyak bunga, warna-warna
Dan suara-suara merdu yang melenakanku
Gedung ini terlalu megah
Taman ini terlalu indah
Ini bukan rumahmu
Bukan tempat yang ingin kutuju
Keindahan dan kemegahan selalu fana
Sedangkan bagiku engkau sederhana
Kasidah Sunyi (7)
Apa yang kauinjak
Berguncang
Apa yang kaupandang
Bergoyang
Apa yang kupegang
Hanya bayang-bayang
Kepada sunyi
Tariklah aku kembali
Kembalikan ke kamarku
Baringkan aku tidur
Di ranjang bumi
Aku lelah sekali
Kasidah Sunyi (8)
Di antara bilik
Dan atap yang tiris
Tempias angin yang dingin
Membaringkanku di sini
Di antara bisik
Dunia yang tak pernah tidur
Peluk dan cium perempuan berpupur
O, nasibku terbujur
Ini kasur yang tak pernah kuganti
Setia menanggung hidupku sepanjang hari
Kamar yang tak pernah merasa terganggu
Jika aku memekik memanggil-manggil namamu
Kekasih, impian-impianku kian memanjangkan talinya
Mengikat dan melilit hidupku satu dengan ranjang ini
Sedang bayang-bayangmu kian genit menggodaku
Untuk berontak, lepas dan lari memburumu
Kasidah Sunyi (9)
Terimalah aku
Kuakkanlah pintu
Peluklah aku, o, peluklah
Kelana dungu
Terimalah aku
Bukakanlah hatimu
Kawinilah aku, o, kawinilah
Dengan kasihmu
Sebelum rindu menghamili sepiku
Dan kesepian
Melindas hidupku
Kuakkanlah pintu
Bukakanlah hatimu
Setubuhilah aku, o, setubuhilah
Kekosongan jiwaku
Kasidah Sunyi (10)
Dalam tafakur
Gairahku meluncur
Adakah tanganmu padaku terulur
O, bayang-bayang kubur
Dalam syukur
Apa yang mesti kuulur
Tangisku deras mengucur
O, kepadamu aku melebur
(1982)
Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004).