Puisi Kasidah Sunyi Karya Acep Zamzam Noor

Kasidah Sunyi (1)
Kepada sunyi
Jagalah napasku
Agar tidak berbunyi

Peliharalah tubuhku
Agar tidak ikut pergi

Lemparkan aku
Ke lembah
Biarkan sendiri

Tenggelam
Dalam rindu
Biarkan mati


Kasidah Sunyi (2)

Aku ingin tidur
Lelap dalam pelukan kasihmu

Tapi bayang-bayang kehidupan
Impian-impian masa depan
Selalu mengusik kantukku

Tapi suara-suara yang memanggilku
Suara-suara di luar jendela
Tak bisa kuelakkan

Bagai senyum istriku
Bagai senyum anak-anakku
Bagai kabut yang turun di depanku

Kekasih, aku tak bisa melihat wajahmu


Kasidah Sunyi (3)

Dalam sujud batu-batu
Dalam runduk suara-suara
Dalam derasnya aorta

Sungai-sungai datang
Menerjangku

Dalam shalat sepi syahdu
Dalam lezat bertamu
Dalam dzikir dan rindu

Daun-daun luruh
Menguburku


Kasidah Sunyi (4)

Kutanggalkan baju, celana, dan sepatu
Kutinggalkan kamar, buku-buku dan mimpi-mimpi
Kulupakan kamu, harapan dan nafsu-nafsu
Kubersihkan debu dari sekujur tubuhku

Dengan begini aku merasa telanjang
Dan berjalan menuju kasihmu

Apakah aku sudah telanjang, kekasih
Dan sedang berjalan ke arahmu?

Aku lupa ruang
Aku lupa waktu
Aku lupa diriku

Betapa banyak jalan bersimpangan di hadapanku
Betapa banyak rambu-rambu petunjuk ke arahmu

Aku lenyap, kekasih
Dan berjalan entah ke mana


Kasidah Sunyi (5)

Perjalanan ini
Alangkah gelapnya
Dan sunyi

Berat langkahku
Oleh beban kalbu

Kelu mulutku
Untuk mengucapkan namamu

Aku terkunci
Oleh keinginan dan nafsu
Yang tak terungkapkan

Kepada sunyi
Simpanlah birahiku
Sebelum pertemuan nanti


Kasidah Sunyi (6)

Tidak. Ini bukan rumahmu
Ini bukan tempat yang ingin kutuju
Sebab terlalu banyak lampu, cahaya-cahaya
Yang gemerlapan menyilaukan mataku

Terlalu banyak bunga, warna-warna
Dan suara-suara merdu yang melenakanku

Gedung ini terlalu megah
Taman ini terlalu indah

Ini bukan rumahmu
Bukan tempat yang ingin kutuju
Keindahan dan kemegahan selalu fana
Sedangkan bagiku engkau sederhana


Kasidah Sunyi (7)

Apa yang kauinjak
Berguncang

Apa yang kaupandang
Bergoyang

Apa yang kupegang
Hanya bayang-bayang

Kepada sunyi
Tariklah aku kembali
Kembalikan ke kamarku

Baringkan aku tidur
Di ranjang bumi

Aku lelah sekali


Kasidah Sunyi (8)

Di antara bilik
Dan atap yang tiris
Tempias angin yang dingin
Membaringkanku di sini

Di antara bisik
Dunia yang tak pernah tidur
Peluk dan cium perempuan berpupur
O, nasibku terbujur

Ini kasur yang tak pernah kuganti
Setia menanggung hidupku sepanjang hari
Kamar yang tak pernah merasa terganggu
Jika aku memekik memanggil-manggil namamu

Kekasih, impian-impianku kian memanjangkan talinya
Mengikat dan melilit hidupku satu dengan ranjang ini
Sedang bayang-bayangmu kian genit menggodaku
Untuk berontak, lepas dan lari memburumu


Kasidah Sunyi (9)

Terimalah aku
Kuakkanlah pintu
Peluklah aku, o, peluklah
Kelana dungu

Terimalah aku
Bukakanlah hatimu
Kawinilah aku, o, kawinilah
Dengan kasihmu
Sebelum rindu menghamili sepiku
Dan kesepian
Melindas hidupku

Kuakkanlah pintu
Bukakanlah hatimu
Setubuhilah aku, o, setubuhilah
Kekosongan jiwaku


Kasidah Sunyi (10)

Dalam tafakur
Gairahku meluncur
Adakah tanganmu padaku terulur
O, bayang-bayang kubur

Dalam syukur
Apa yang mesti kuulur
Tangisku deras mengucur
O, kepadamu aku melebur

(1982)


Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama