Puisi Paesaggio Karya Acep Zamzam Noor

Di sebuah jazirah, suatu hari:
Kenanganku yang ramping memanjat tebing karang
Yang menjorok ke tengah, bergelayut
Pada jenggot pohonan dan sayap elang
Meluncur dan memecahkan diri di udara
Seperti hamburan belerang

Masa silam membangun sebuah jembatan
Dari butiran pasir dan air
Topan menyapu tenda-tenda di selatan
Akar-akar dan rumputan kering di tanah datar
Tegak pada langit dan kebiruan laut
Sebuah ciuman ajaib menutup percakapan kami

Tahun-tahunku tercecer di banyak kota
Bersama lelehan keringat, darah dan sperma
Musim panas melenggang dengan kapak mataharinya
Laut dilimpahi cahaya keperakan siang hari
Kudengar benturan ombak dengan cahaya
Kesunyian semakin nyaring dan bersayap

Di seberang pulau, di mana setiap rerontok dikekalkan
Para wanita menari dengan rambut yang terbakar
Lelaki-lelaki berputar di tengah kepulan asap
Mereka semua mabuk dan meronta-ronta
Dulu kami mendirikan menara api dari kata-kata
Sebelum segalanya runtuh dan kembali membisu

Dari jejak-jejak hangus dan hari-hari yang berkilauan itu
Kukumpulkan pecahan kaca, keramik, logam, sajak-sajak
Kesombongan serta perasaan sia-sia
Musim panas mengayunkan kapaknya sepanjang hari
Matahari nampak begitu perkasa dan berduri:
Kenanganku dibangkitkan, bergerak dan meledak

(1993)


Sumber: Di Atas Umbria (1999).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama