pagi ini tak ada nasi
dia baring di samping jalan
jari-jari berdaki menghitung lapar
dan lapar lepas dari tangan
dan dia menangis
menangis
nangis
nangis
ngis
ngis
ngis ngis ngis dengkur datang
tak dapat menangkap lapar
dan datang burung menolong
datang burung bernyanyi
mengais pipi
mencari senyum
menggamit pipi
menyentuh senyum
burung bernyanyi
dia pun senyum
berkicau burung
dia ketawa
dia menyanyi
burung menari
hinggap di dahan
dia menggayuti dahan
menyanyi menari
menyanyi menari
terbang
dan dia terbang
di awan berjuntai
di awan bercanda
ai di sini tak ada nasi
ai di sini tak ada lapar
dan dari satu langit
terbang lagi ke langit lagi
dan orang lewat
tak sempat melihat
kecil-kecil lagi di langit
datang penjaga malam
karena malam datang
taklagi dapat dibangunkan
bibirnya putih
putih lagi dari lelampuan jalan
taklagi dapat dibangunkan
dia dan burung berlagu
telah jauh di langit malam
tak ada nasi
dia baring di tebing jalan
Sumber: Horison (Juni, 1968).
dia baring di samping jalan
jari-jari berdaki menghitung lapar
dan lapar lepas dari tangan
dan dia menangis
menangis
nangis
nangis
ngis
ngis
ngis ngis ngis dengkur datang
tak dapat menangkap lapar
dan datang burung menolong
datang burung bernyanyi
mengais pipi
mencari senyum
menggamit pipi
menyentuh senyum
burung bernyanyi
dia pun senyum
berkicau burung
dia ketawa
dia menyanyi
burung menari
hinggap di dahan
dia menggayuti dahan
menyanyi menari
menyanyi menari
terbang
dan dia terbang
di awan berjuntai
di awan bercanda
ai di sini tak ada nasi
ai di sini tak ada lapar
dan dari satu langit
terbang lagi ke langit lagi
dan orang lewat
tak sempat melihat
kecil-kecil lagi di langit
datang penjaga malam
karena malam datang
taklagi dapat dibangunkan
bibirnya putih
putih lagi dari lelampuan jalan
taklagi dapat dibangunkan
dia dan burung berlagu
telah jauh di langit malam
tak ada nasi
dia baring di tebing jalan
Sumber: Horison (Juni, 1968).