Puisi Di Meja Itu Karya Goenawan Mohamad

Jangan-jangan hijau teh telah meyakinkan aku: aku melihatmu
di sebuah adegan remeh
di kafe kosong itu.

Rambutmu hitam terlepas,
dan karet gelang itu kaupasangkan
untuk kacamataku.
Dan aku pun baca huruf itu,

“Lihat, hari bisa juga jadi.
di kota yang mustahil ini.”
Mungkin aku telah lama menunggumu
dan tak percaya diri.

Karena pada tiap jeda hujan,
ketika kamar dan kakilangit segaris,
yang mencinta bersembunyi
dan Maut seperti Saat: tak pernah ingin kembali.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama