Puisi Usaha Menjadi Ibu Rumah Tangga Karya Afrizal Malna

Aku pulang malam sekali. Istriku terbangun, membukakan pintu. Ia tersenyum. "Tak apa, kalau tak ada siang di sini," katanya. Aku segera meletakkan tas. Aku lihat matanya, sebuah pemandangan baru saja mendapatkan sinar. "Bisakah besok kamu jadi ibu rumah tangga," katanya.

Pagi sekali aku bangun. Membereskan seprai. Memasak air. Memandikan anak. Menyapu. Menyusun pot-pot tanaman. Dan banyak urusan lagi untuk menjadi seorang ibu. "Telepon aku jam 12 siang." Masakan apa? Semuanya aku kerjakan, seperti berjalan dari satu kota ke kota lainnya. Nonton film. Memetik jambu. Ada ikan dan kelinci di dapur, pemandangan putih ketika membuat susu. Hingga aku hamil, melahirkan diriku sendiri, membesarkannya. Dan mengerti, kenapa ia memanggil "ibu" kepadaku.

Aku pulang malam sekali. Istriku terbangun, membukakan pintu. Ia tersenyum. "Kenapa kamu menjadi seorang ibu seperti itu," katanya. Aku peluk bahunya, seperti sebuah kamar, dengan jendela menghadap ke bukit.

(1997)


Sumber: Kalung dari Teman (1999).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama