Puisi Menunggu Itu Karya Taufiq Ismail

Menunggu itu sepi
Menunggu itu puisi
Menunggu itu ngeri
Menunggu itu begini:

Sebuah setasiun kereta-api
Di negeri sunyi
Malam yang berdiri di sini.
Ada wajahmu dan wajahku
Benarkah jadi begini?

Rambutnya hitam sepi itu
Rambutnya putih sepi itu
Sunyi ialah sebuah bangku kamartunggu
Dan jam tua, berdetik di atas itu

Sunyi itu tak pernah tidur
Sunyi itu tamu yang bisu
Menawarkan rokok padamu

Sunyi itu mengembara kemana
Sunyi kota gemuruh
Sunyi padang penembakan
Sunyi tulang-belulang

Sebuah dunia yang ngeri
Menyuruh orang menanti
Ada karcis, ada kopor yang tua
Perjalanan seperti tak habisnya

Menunggu itu sepi
Menunggu itu ngeri
Menunggu itu teka-teki
Menunggu firdausi

(1967)


Sumber: Horison (Mei, 1967).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama