Puisi Leeuwarden Karya Subagio Sastrowardoyo

Mengalir arus malam
sehingga tenggelam badan
tak tertinggal kesan

Dari puncak hulu
mata air menunjukkan jari
ke mana muara berhenti

Teluk buntu
sudah tentu
sebelum terbuka ketelanjangan pagi

Laut tak terinjak
teduh sendiri
tergoncang sepenuh hari

Menetes air kelam
tertahan di telapak
menampa tanpa gumam.

(13/11/78
Malam Pukul 3)


Sumber: Hari dan Hara (1982).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama