Puisi Maut Karya Subagio Sastrowardoyo

Dari daun terserak di tanah kutahu
penantianku tak sia-sia. Kudengar
langkahnya menghilang tergesa bersama
angin yang menyentuh ranting kemboja.
Maut, ilham yang kucari.
Cakrawala yang menghindar setiap
kali aku menapak menyebabkan perjalananku
makin hambar. Kelam yang mengaburkan
penglihatanku ke ujung jalan memungkinkan
timbul suatu dimensi.
Maut, makna yang tersembunyi.
Nyeri lama yang terus terasa tidak bisa
diatasi selama kehadiran sehari di bumi.
Derita akan terlupa jika nyawa sudah
tertangkap kekal dalam pelukannya.
Maut, kekasih yang menanti.


Sumber: Horison (November, 1988).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama