Puisi Turun Malam Karya Taufiq Ismail

Sebuah lembah di depan, sungai menggeliat di perutnya
Di tepi hutan pinus sejenak kita istirahat
Ialah biru yang sepotong, awan menggumpal berkejaran
Gunung benteng terakhir mendukung senja

Matahari terbakar dalam api yang sepi
Garis-garis angin mengucapkan selamat malam
Ke tengah kami tiga regu infanteri
Dalam derap bening akan memasuki lembah

Ada bintang mulai kemerlap membisik cahaya
Sebuah kota di bawah kabut yang jauh
Gunung-gunung bergetar panji malam semakin jelaga
Mengibarkan tangan angin pada dahanan meluruh

Seorang perlahan menyanyikan lagu republik
Bersandar di cemara, laras senjata menunjuk langit
Memicingka mata serta bahu memar mengembara
Rimba akasia di pucuk paling biru

Kutepuk kini pundakmu, bukit benteng setia
Sehabis di punggungmu kami sembahyang dalam doa
Ialah langkah merayap malam penyergapan
Ketika sebutir bintang gemerlap membisik cahaya.

(1963)


Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama