Siwa: Datang padaku
Waktu segala sudah binasa
Kala suara paling sendu
Melawat ke senyap gigir bukit
Bercerita:
Daun ketapang delapan lembar
Terhampar di ambang candi
Perempuan jinak di luar janji
Menggugurkan kandungan bakal bayi
Punah benih di ladang laki
Dilanda banjir hutan sepi
Kala itu:
Datang padaku
Datang di lindung bayang
Datang
Durga: Jika aku masih kau terima
Kau akan menerima reruntuh
Sebab tersiksa oleh kesal dan penyesalan diri
telah memilih yang tak perlu dipilih
di antara sekian pemilihan yang membawa kemungkinan
kepada kebahagiaan atau keruntuhan.
Jika engkau mau menggambar aku
Gambarlah sebagai perempuan tak bermuka
Atau sebagai lelaki yang tak berkelamin
Sebab aku telah menjadi bayang
Yang tak berjenis dan punya muka
tak berpribadi
Jika mau menyebut aku dengan nama
Sebut aku dengan nama sembarang nama
Tegur aku dengan bahasa sembarang bahasa
Semua bagiku sama
Aku tak menyapa
Jika kau masih mau menerima
Terimalah sekali darahku yang getir bertuba
Serta kenangan yang menindih napasku tersisa
Pendeta: Aduh, kata gemilang di hari gerimis
Merenung di jendela berterali
Tamu bergilir mengalir seperti sediakala
Meminta sedekah dan restu kudus
Ini hari keramat
Sumber: Daerah Perbatasan (1970).