Nama saya Papua
Tempat tinggal saya di ujung timur Nusantara
Kulit saya hitam, jiwa saya bening, tanah air saya indah
Kata orang saya punya banyak saudara
Tapi mereka biarkan saya diperkosa
Nama saya Papua
Emas, uranium, tembaga, minyak bumi dan lain-lainnya saya punya
Kata orang saya punya banyak saudara
Tapi mereka biarkan saya dirampok penjahat-penjahat dalam dan luar negara
Nama saya Papua
Burung cenderawasih, kaka tua hitam, elang rajawali dan lain sebagainya bebas terbang di angkasa
(Itu dulu, di jaman Belanda!)
Sekarang cuma sedikit tersisa
Kata orang saya punya banyak saudara yang berpancasila
Tapi m’reka tangkap, m’reka bunuh dan m’reka bikin patung burung-burung itu ‘tuk pemuas nafsu angkara m’reka
(Mungkin perlu ditambah satu sila lagi : kebinatangan yang tak berdosa!)
Nama saya Papua
Hutan rimba lebat, lembah-lembah elok berpuncak pegunungan salju
Setiap dini hari bintang kejora sinari langit berkabut putih biru
Kata orang saya punya banyak saudara
Tapi m’reka tak perduli sama saya
(Gila! Bukan cuma tak perduli, bung!)
Bersama orang-orang asing m’reka hina saya, m’reka bikin saya menderita!
Kalau anda diperlakukan seperti apa yang m’reka lakukan kepada saya, apakah anda diam saja?
Nama saya Papua
Pada pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia (kalau saya tidak lupa atau kalau masih ada) saya baca : Sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak setiap bangsa
Maka oleh sebab itu, segala bentuk penjajahan harus dihapus dari muka bumi
Nama saya Papua
Saya bukan satu suku, tapi satu bangsa!
(Jakarta, Agustus 2000)
Sumber: "Puisi-puisi Teguh Esha", https://nasional.kompas.com/read/2008/12/31/16122555/~Oase~Puisiku.
Tempat tinggal saya di ujung timur Nusantara
Kulit saya hitam, jiwa saya bening, tanah air saya indah
Kata orang saya punya banyak saudara
Tapi mereka biarkan saya diperkosa
Nama saya Papua
Emas, uranium, tembaga, minyak bumi dan lain-lainnya saya punya
Kata orang saya punya banyak saudara
Tapi mereka biarkan saya dirampok penjahat-penjahat dalam dan luar negara
Nama saya Papua
Burung cenderawasih, kaka tua hitam, elang rajawali dan lain sebagainya bebas terbang di angkasa
(Itu dulu, di jaman Belanda!)
Sekarang cuma sedikit tersisa
Kata orang saya punya banyak saudara yang berpancasila
Tapi m’reka tangkap, m’reka bunuh dan m’reka bikin patung burung-burung itu ‘tuk pemuas nafsu angkara m’reka
(Mungkin perlu ditambah satu sila lagi : kebinatangan yang tak berdosa!)
Nama saya Papua
Hutan rimba lebat, lembah-lembah elok berpuncak pegunungan salju
Setiap dini hari bintang kejora sinari langit berkabut putih biru
Kata orang saya punya banyak saudara
Tapi m’reka tak perduli sama saya
(Gila! Bukan cuma tak perduli, bung!)
Bersama orang-orang asing m’reka hina saya, m’reka bikin saya menderita!
Kalau anda diperlakukan seperti apa yang m’reka lakukan kepada saya, apakah anda diam saja?
Nama saya Papua
Pada pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia (kalau saya tidak lupa atau kalau masih ada) saya baca : Sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak setiap bangsa
Maka oleh sebab itu, segala bentuk penjajahan harus dihapus dari muka bumi
Nama saya Papua
Saya bukan satu suku, tapi satu bangsa!
(Jakarta, Agustus 2000)
Sumber: "Puisi-puisi Teguh Esha", https://nasional.kompas.com/read/2008/12/31/16122555/~Oase~Puisiku.