Aku adalah dia
yang dibesarkan dengan dongeng
di dada bunda.
Aku adalah dia
yang takut gerak bayang
di malam gelam.
Aku adalah dia
yang meniru bapak
mengisap pipa dekat meja.
Aku adalah dia
yang mengangankan jadi seniman
melukis keindahan.
Aku adalah dia
yang menangis terharu
mendengar lagu merdeka.
Aku adalah dia
yang turut dengan barisan pemberontak
ke garis pertempuran.
Aku adalah dia
yang memimpin pasukan gerilya
membebaskan kota.
Aku adalah dia
yang disanjung kawan
sebagai pahlawan bangsa.
Aku adalah dia
yang terperangkap siasat musuh
karena pengkhianatan.
Aku adalah dia
yang digiring sebagai hewan
di muka regu eksekusi.
Aku adalah dia
yang berteriak ‘merdeka’
sebelum ditembak mati.
Aku adalah dia,
ingat, aku adalah dia.
Sumber: Daerah Perbatasan (1970).
yang dibesarkan dengan dongeng
di dada bunda.
Aku adalah dia
yang takut gerak bayang
di malam gelam.
Aku adalah dia
yang meniru bapak
mengisap pipa dekat meja.
Aku adalah dia
yang mengangankan jadi seniman
melukis keindahan.
Aku adalah dia
yang menangis terharu
mendengar lagu merdeka.
Aku adalah dia
yang turut dengan barisan pemberontak
ke garis pertempuran.
Aku adalah dia
yang memimpin pasukan gerilya
membebaskan kota.
Aku adalah dia
yang disanjung kawan
sebagai pahlawan bangsa.
Aku adalah dia
yang terperangkap siasat musuh
karena pengkhianatan.
Aku adalah dia
yang digiring sebagai hewan
di muka regu eksekusi.
Aku adalah dia
yang berteriak ‘merdeka’
sebelum ditembak mati.
Aku adalah dia,
ingat, aku adalah dia.
Sumber: Daerah Perbatasan (1970).