Puisi Elang Laut Karya Asrul Sani

Ada elang laut terbang
senja hari
antara jingga dan merah
surya hendak turun,
pergi ke sarangnya

Apakah ia tahu juga,
bahwa panggilan cinta
tiada ditahan kabut
yang menguap pagi hari?

Bunyinya menguak suram
lambat-lambat
mendekat, ke atas runyam
karang putih,
makin nyata

Sekali ini jemu dan keringat
tiada akan punya daya
tapi topan tiada mau
dan mengembus ke alam luas

Jatuh elang laut
ke air biru, tenggelam
dan tiada timbul lagi
Rumahnya di gunung kelabu
akan terus sunyi.
Satu-satu akan jatuh membangkai
ke bumi, bayi-bayi kecil tiada
bersuara
Hanya anjing,
malam hari meraung menyalak bulan
yang melengkung sunyi
Suaranya melandai

turun ke pantai
Jika segala
senyap pula,
berkata pemukat tua:
"Anjing meratapi orang mati!"

Elang laut telah
hilang ke lunas kelam
topan tiada bertanya
hendak ke mana dia
Dan makhluk kecil
yang membangkai di bawah
pohon eru, tiada pula akan
berkata:
"Ibu kami tiada pulang"


Sumber: Tiga Menguak Takdir (1950).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Dukungan


Apakah Anda suka dengan karya-karya yang ada di narakata? Jika iya, Anda bisa memberi dukungan untuk narakata agar dapat tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai dengan nominal yang ingin Anda berikan. Sedikit atau banyaknya dukungan yang Anda berikan sangat berarti bagi kami. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama