SEPERTI permainan menyusun
kalimat dengan beberapa kata yang
perangai wanginya berbeda-beda.
”Aku adalah kata yang diucapkan
rumpun serai dalam igauannya,”
berkata kata yang pertama.
”Aku adalah kata yang kau dengar
dari bisikan, hijau daun tanaman
benua selatan,” kata kedua
menjelaskan siapa dirinya.
”Aku adalah kata seru yang tajam dari
daun-daun mint itu,” ujar kata ketiga
yang nyaring aroma wanginya.
”Dan aku kata yang berbahaya,
gunakan aku dua tetes saja!”
Eucalyptus berkata. Kami pernah
dulu bertemu. Tapi pasti dia sudah
lupa.
Aku menyusun mereka dengan
sejumlah kata sambung dan
beberapa tanda baca. Menjadi
seperti mantra atau doa.
Aku sebenarnya boleh saja
mengucapkan aku di dalam kalimat
yang kususun dari kata-kata ini tapi
itu akan menjadi bukan permainan
lagi.
(2016)
kalimat dengan beberapa kata yang
perangai wanginya berbeda-beda.
”Aku adalah kata yang diucapkan
rumpun serai dalam igauannya,”
berkata kata yang pertama.
”Aku adalah kata yang kau dengar
dari bisikan, hijau daun tanaman
benua selatan,” kata kedua
menjelaskan siapa dirinya.
”Aku adalah kata seru yang tajam dari
daun-daun mint itu,” ujar kata ketiga
yang nyaring aroma wanginya.
”Dan aku kata yang berbahaya,
gunakan aku dua tetes saja!”
Eucalyptus berkata. Kami pernah
dulu bertemu. Tapi pasti dia sudah
lupa.
Aku menyusun mereka dengan
sejumlah kata sambung dan
beberapa tanda baca. Menjadi
seperti mantra atau doa.
Aku sebenarnya boleh saja
mengucapkan aku di dalam kalimat
yang kususun dari kata-kata ini tapi
itu akan menjadi bukan permainan
lagi.
(2016)